
Hai sobat intipers! Kenalin namaku Firas Sarah Anrisya. Aku adalah Mahasiswi Jurusan Arsitektur di Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2017. Biasanya temen-temen, kakak tingkat dan adik tingkat di kampus sering manggil aku dengan nama “Firsy”. Bingung gak Asbabun Nuzulnya gimana? Gapapa deh bingung aja. Soalnya aku gak akan ceritain itu disini loh yaa, karena sekarang aku bakalan sharing pengalaman yang udah aku lalui selama 6 semester sebagai Mahasiswi Asitektur! Yuk, dibaca yaaa!
Bagi teman-teman yang mau bertanya atau diskusi, bisa komen di bawah artikel ini. Kalau sempat akan dibalas ya, jawabannya akan masuk ke email kalian kok. Pastikan kalian baca sampe beres dulu artikel ini sebelum bertanya.
Menurut kalian, Arsitektur itu apa ?
Pertanyaan ini sering banget nih ditanyain sama dosen-dosen pas kita masih jadi “MaBA” alias Mahasiswa Baru. Kalo menurutku, arsitekur merupakan suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara merancang atau mendesain seluruh lingkungan binaan dimulai dari skala kecil seperti mendesain sebuah bangunan hingga skala yang lebih besar seperti merancang suatu kota dan arsitektur lansekap. Kalo kata Vitruvius di dalam bukunya yang berjudul De Architectura (sumber tertulis paling tua yang masih ada sampai sekarang), bangunan yang baik itu harus memenuhi 3 kriteria utama yaitu memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas).
Bedanya jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur dan jurusan Arsitektur UPI?
Yap betul sekali. Perbedaan pun udah terlihat jelas dari kedua nama jurusannya. Yang satu ada kata “pendidikan”nya, yang berarti mereka-mereka akan belajar tentang ilmu arsitektur dan ilmu pendidikan. Sedangkan kita-kita para Mahasiswa Arsitektur murni hanya mempelajari ilmu arsitektur saja. Selain itu, setelah lulus gelar yang kita dapat pun akan berbeda sobat. Mahasiswa Pendidikan Teknik Arsitektur akan mendapat gelar S.Pd (Sarjana Pendidikan), sedangkan mahasiswa Arsitektur akan mendapat gelar S. Ars (Sarjana Arsitektur)
Di jurusan Arsitektur UPI belajar apa aja sih?
Mata Kuliah yang ada di jurusanku terbagi ke dalam 2 jenis. Pertama ada mata kuliah jenis studio yang terdiri dari Gambar Arsitektur, Perancangan Arsitektur, Perancangan Interior , juga Struktur dan Kontsruksi. Menurutku sih, diantara semua matkul tadi yang paling susah dan cukup bikin stress sampai sekarang adalah Perancangan Arsitektur. Yaps, matkul ini wajib banget kita pelajari dari semester 2 sampai semester 7. Disini kita disuruh desain suatu bangunan. Awal-awal kita disuruh desain rumah tinggal 1 lantai, lanjut ke 2 lantai, lanjut lagi ke bangunan beberapa lantai (Middle rise building), kemudian sampai ke bangunan tingkat tinggi (High rise building). Desain nya pun gak sembarang desain loh. Banyak banget aspek-aspek yang harus kita perhatiin supaya desain kita memenuhi kriteria bangunan yang baik dan benar. Ide-ide kita juga perlu banget diasah disini. Karena selain benar, nilai estetika juga dibutuhin banget waktu kita ngedesain sebuah bangunan.
Proses desain bangunan itu panjang banget, kita harus rajin ngulik dan mau banyak belajar dari berbagai sumber. Yang paling penting, kita harus rajin asistensi sama dosen. Apa itu asistensi? Asistensi adalah waktu bimbingan belajar yang disediakan oleh dosen diluar jam kuliah. Kegiatan ini sifatnya wajib loh. Selain untuk syarat kelulusan matkul tersebut, asistensi juga ngaruh banget ke nilai tugas kita. Dari asistensi ini dosen bisa ngeliat gimana progress tugas kita dari minggu ke minggu. Kita juga bisa tau apa aja kesalahan-kesalahan kita dan apa aja yang harus kita perbaiki sampai akhirnya kita dapetin ACC dari dosen tersebut. Disini nih, ketahanan mental kita duiji banget. Soalnya dapetin ACC dari dosen ga semudah membeli keripik di warung.
Mata Kuliah Teori
Oke, yang kedua adalah mata kuliah jenis teori. Disini kita belajar tentang teori-teori yang berkaitan tentang Arsitektur. Contoh matkulnya adalah Dasar Perancangan Arsitektur, Metoda Perancangan Arsitektur I dan II, Sejarah Arsitektur, Arsitektur kota, Arsitektur Lingkungan, dan lain-lain. Semua matkul tersebut pastinya berguna sebagai pendukung tugas studio kita.
Emang iya anak arsi bener-bener lepas dari belajar hitung-hitungan?
Oh jelas tidak. Meskipun kerjaan anak arsi ini ngedesain dan desain, kita wajib ngerti hitung-hitungan juga loh! Makanya di semester awal kita belajar matkul Fisika Dasar, Dasar Statika, dan Statistika Terapan. Tapi Alhamdulillah semua itu ga serumit hitung-hitungannya anak sipil dan pelajaran hitung-hitungan waktu kita SMA loh, ehehe.
Apa ada konsentrasi atau kelompok keahlian di Arsitektur UPI ?
Sampai sekarang belum ada konsentrasi atau kelompok keahlian di jurusanku. Namun, jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur dan jurusan Arsitektur berada dalam satu naungan Departemen yang bernama Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur (DPTA).

Saya dan teman2 ketika mata kuliah gambar arsitektur kak. Ini di semester 1. Dimana kita bisa jalan2 ke bangunan2 bersejarah di bandung (gedung sate, monumen perjuangan, jalan braga, gedung merdeka, dll) sambil menggambar secara langsung bangunan tersebut.

Ini ketika kuliah umum mata kuliah struktur dan konstruksi. Saya dan teman2 berkunjung ke sebuah proyek bangunan untuk mengetahui bagaimana struktur dan konstruksi yg lebih mendetail dari sebuah bangunan
Pesan Untuk Mahasiswa Asitektur : “Kuatin prinsip kamu! Nikmati dan jalani, ya!”
Jangan kaget ya, tapi aku mau jujur. Di semester awal kamu bakal ngerasain SHOCK campur CAPEK BANGET kuliah di jurusan ini. Ya gimana ga shock sih, waktu SMA aja begadang buat nugas paling malem sampe jam 12-an lah ya. Kalo di arsi? Oh jelas berbeda! Punya waktu tidur 3 jam aja rasanya udah bersyukur banget deh asli. Paling parahnya, mahasiswa arsitektur gak jarang loh buat gak tidur sama sekali garagara deadline tugas. Alhasil waktu malam dan siang kami jadi terbalik. Gimana, beda banget bukan? Pokoknya diawal-awal kebanyakan dari mahasiswa arsitektur bakal kesulitan memanage waktu antara tugas-tugas dan kehidupan pribadi mereka. Dan itu wajar menurutku, karena itu merupakan sebuah transisi dari masa remaja (SMA) ke masa dewasa (kuliah).
Pesanku buat kamu… Pokoknya pilihlah jurusan arsitektur kalo kamu bener-bener tertarik dengan desain dan ingin mendalaminya. Kenapa? Karena akan ada banyak banget rintangan yang akan kamu hadapi semasa kuliah, dan kamu bisa melewati rintangan tersebut kalo prinsipmu kuat. Kamu harus tau, kuliah di jurusan ini bakal berat banget kalo kamu gak bersungguh-sungguh. Contohnya banyak loh orang-orang yang memilih mundur karena ternyata hati mereka ga bener-bener ada di arsitektur. Dan ingat, setiap kamu ngerasa kesusahan, nikmati dan jalani ya! Yakinlah segala kesusahan-kesusahan itu merupakan sarana untuk mengembangkan diri kamu agar menjadi lebih baik lagi.
Gimana prospek kerja Arsitektur UPI?
Prospek kerjanya cukup banyak dan luas menurutku. Tentunya kamu bisa menjadi seorang arsitek. Bisa juga menjadi konsultan, developer, hingga kontraktor. Kamu juga bisa menjadi tenaga pendidik (dosen) apabila kamu melanjutkan studi ke jenjang S2 Arsitektur. Bahkan Kalo kamu tertarik di bidang bisnis kamu juga bisa terjun ke dunia bisnis kebutuhan lanskap, seperti tanaman taman, pot hias, material paving, dan masih banyak lagi. Selain itu yang perlu kamu ingat, kemampuan dalam bersosialisasi dan juga pengalaman organisasimu di masa kuliah juga diperhitungkan loh di dunia kerja nanti. Maka dari itu, semasa kuliah kamu harus bisa memanage keduanya dengan seimbang.
Rencana dan harapan setelah lulus ?
Setelah lulus aku ingin bekerja sebagai konsultan arsitektur, karena tempat kerjanya sendiri yang relatif fleksibel, di mana seorang konsultan arsitektur bisa bekerja di kantor maupun di lapangan langsung.
Kode konten: X285
Hai Kak, setelah baca artikel kakak, Saya jadi tertarik tentang jurusan arsitektur. Nah, apakah di jurusan arsitektur itu seseorang dituntut untuk pintar menggambar atau mendesain? Selain itu sebelum Kakak masuk ke dunia perkuliahan. Apa saja sih yang Kakak lakukan untuk mempersiapkannya? Terakhir Kak hehe, boleh kasih tips supaya bisa lolos masuk ke jurusan arsitektur gitu hehe. Terimakasih Kak sukses selalu 🙂
Haloo Tsaabita. Wah kereen, yuk semangat yuk! kalo menurutku buat kuliah di jurusan arsitektur ga perlu jago gambar pada awalnya kok. Arsitektur itu seni yang terukur, jadi bisa dikuasai melalui sebuah proses. Jadi kalo kamu merasa “duh mau kuliah di arsi tp gambarku biasa2 aja nih”. tenaaangg! karena dulu aku pun begitu. Kamu ga perlu khawatir, karena di semester awal kita bakal diajarin dari nol banget kok. Sebagai contoh, di semester awal, aku disuruh menulis huruf dari a-z pada kertas berukuran A3 dengan ukuran huruf yg ditentukan oleh dosen, lalu menarik garis tanpa bantuan penggaris secara berulang, menggambar bangun ruang, sampai ke objek yang lebih kompleks seperti perspektif, dan lain-lain. Bener-bener dari dasarnya loh, jadi gak langsung disuruh rancang apartmen kok hihi. Jadi, Insya Allah bisa kamu ikuti asal kamu sungguh-sungguh mempelajarinya!
Hihi sebenernya pas SMA aku gak banyak mempersiapkan apa2 yg berkaitan dgn jurusan arsitektur. Bisa dibilang pengetahuan aku pas SMA tentang arsitektur itu minim banget, pokoknya yg aku tau arsi itu cuman menggambar, bebas dari fisika kimia haha. Daan aku masuk arsi ini aja kaya sebuah keajaiban banget loh karena bisa lolos di jalur SNMPTN (jalur undangan, yg pake nilai rapot) yg aku kira aku gak akan lolos dan harus berjuang di SBMPTN (jalur tes tertulis).
Tipsnya ya? Jadi karena arsi itu jalur masuknya gak ada ketentuan khusus (misal : Gak kaya jurusan seni yang mewajibkan kita nyerahin gambar sbg persyaratan seleksi masuknya), kamu tinggal pilih aja mau masuk lewat jalur apa? Tentunya kamu pengen lolos di jalur SNMPTN kan dibanding SBMPTN? secara SNMPTN kita cuman nyetor nilai rapot dan gak harus tes tulis lagi hihi. Kalo gitu kamu harus pastiin nilai kamu meningkat atau setidaknya “konsisten” dari kelas 10-12 terutama di pelajaran2 yg IPA banget. Pastiin jangan sampai ada nilai yang turun dari tahun ke tahunnya. Tapi, kalo ternyata rezekimu bukan di SNMPTN, jangan nyerah dulu ya! “masih banyak jalan menuju Rhoma” kalo kata pribahasa mah hehe (SBMPTN, dan jalur tertulis lainnya). Dan setauku di setiap kampus, jurusan arsitektur tuh biasanya masuk ke jurusan yang membutuhkan skor/pencapaian yang lumayan tinggi. Jadi kamu harus rajin belajar dan belajar, serius. Harus bener-bener mantepin Mafikibi nya ya buat ikutan tes tulis. Yaa walaupun kedengerannya klise karena aku gak ngalamin jadi pejuang SBMPTN, tapi semua orang tau kok tes ini lebih susah berkali-kali lipat dibanding soal UN. Pokoknyaaa, perbanyak usaha dan tentunya perbanyak doa juga yaa! Ingat, usaha gak akan mengkhianati hasil kok 🙂
Waah… Terimakasih banyak Kak?
Samasama yaa ?
Hallo kak Firsy, terimakasih untuk artikel nya sangat membantu banget buat re search para calon Maba yang masih bingung mauk masuk jurusan mana dan termasuk saya pribadi juga.
Saya mauk tanya kak Kuota untuk penerimaan jalur SNM di jurusan Arsitek khususnya di kampus UPI itu berapa kak?
Kak aku masuk kuota snmptn dan niatnya arsitektur upi rata2 aku 85.80 + 3 serti kira2 bisa lolos ga ya kak
Kalo boleh tau rata2 rapot kaka pas masuk snmptn upi berapa ya kaa
haii ka firsy.. setelah apa yang kakak jelasin itu sungguh buat aku jadi lebih semangat lagi ngambil dijurusan ini, jujur ini cita2 aku dari lama pengen banget jadi arsitek tapi jujur aku minim banget info tentang jurusan ini, makasih udah jelasin semuanya, doain ya ka biar aku lolos snmptn tahun ini di jurusan arsitektur, aamiin?
Aku linjur nih kak, do’a in ya semoga keterima di Arsitek UPI
Buat temen2 yg lain juga semoga bisa keterima di Univ impian masing2 yaaa ❤
kak di upi emang kalo arsitektur gelarnya s ars? kok aku search di google s pd yaa?
Hallo kak maaf aku nurholisoh
Mau tanya, klo boleh tau nilai rata rata raport kakak brapa yah?, Terus nilainya naik semua atau gmna, soalnya aku pngn banget masuk arsi lewat jalur SNMPTN tapi pesimis;( soalnya nilai raport aku ga semuanya naik
Kak, sekarang tahun 2022 sudah lulus ya. Gelarnya S.T. atau S.Ars ? Tahun ini kan ada sekolah profesi. Apakah kurikulum UPI masih 4 tahun atau sudah kurikulum 5 tahun, atau optional ?