Jurnalistik

Jurnalistik President University (Esra)

Jurnalistik President University (Esra)

Halo semuanya. Nama saya Esra Ambarita, mahasiswi jurusan jurnalistik President University angkatan 2017. Sekarang saya sedang menempu semester 9. Di kampus kami agak sedikit berbeda, satu semesternya ada 4 bulan, jadi yang biasanya sampai semester akhir di semester tujuh, kampus kami menyebutnya semester 10. Namun, umumnya semuanya sama. Hanya jangka waktunya saja yang beda.

Di sini saya akan sedikit berbagi pengalaman kuliah dan jurusan saya dengan teman-teman semua. Happy reading, Gaes. Bagi teman-teman yang mau bertanya atau diskusi, bisa komen di bawah artikel ini. Kalau sempat akan dibalas ya, jawabannya akan masuk ke email kalian kok. Pastikan kalian baca sampe beres dulu artikel ini sebelum bertanya. Kalian juga bisa nonton versi videonya melalui link berikut. Klik Disini

Apa yang dipelajari di Jurnalistik President University?

Well, saya percaya teman-teman sudah akrab sekali dengan dunia jurnalistik. Hampir setiap hari kita menyaksikan dan dikelilingi informasi-informasi dari berbagai media. Singkatnya apa yang teman-teman lihat di televisi dan media digital itu adalah gambaran pembelajaran yang kami lakukan setiap harinya. Mulai dari produksi berita sampai penyampaian berita kepada masyarakat. Tidak melulu soal penampilan di depan layar, tapi kesempurnaan di belakang panggung menjadi kunci dari segalanya. Jadi wajar banget kalau banyak artikel maupun buku menuliskan bekerja di jurnalis itu memang zero mistaken. Perencaan untuk menyajikan informasi harus dikemas sedemikian baik. Jurusan jurnalis pun mengajarkan untuk punya pemikiran terbuka, karena jurusan ini menurut saya tidak hanya berdiri di satu titik, tapi hampir keseluruhan bidang. Seseorang diajari bertutur, konsisten waktu, pantang menyerah. sikap keberanian juga ditempah di jurusan ini. Antara wawasan dan skill harus seimbang.

Nah, kalau ada yang sering berasumsi jurusan ini harus cantik jelita dan ganteng rupawan. Itu gak benar ya. Polesan itu bisa dibuat oleh ahlinya. Dan kalau kalian berpikir jurusan ini yang tersantuy sebab gaya pakaiannya yang terkesan mewah dan elegan itu salah kaprah ya, Gais. Di jurusan saya diajarkan untuk juga membangun image. Artinya bukan karena kami punya banyak waktu mengatur paras maka kami sering dibilang jurusan tersantuy. Percayalah, kami tersemprot oleh bumbu-bumbu dapur yang rasanya pedas dan asin. Banyak air mata dan keringat yang tumpah hanya untuk mengejar narasumber. Mungkin teman-teman yang pernah berpetualang sehari semalam untuk menemukan fakta akan tahu perasaan ini.

Oh iya, jurusan saya ini tidak punya banyak aturannya. Mau kita seperti apa pun selalu diterima. Yang paling penting kita harus bisa bertanggung jawab akan tugas yang kita emban. Sederhananya bisa menghasilkan berita yang punya nilai dan pastinya unik. (pemilihan anglenya jangan suka contek media lain).

Bagi kalian yang ingin mendapatkan info jurusan dan masuk perguruan tinggi follow Instagram @intipkuliah. Akan ada live lebih dari 60 jurusan per bulan. Klik Disini

Mata Kuliahya Menyatu dengan Semesta dan Menemukan Sosok Bapak Kedua

Sebelumnya di kampusku kami punya tiga konsentrasi di komunikasi. Public relation, Jurnalis, dan FTV. Di semester satu sampai semester empat kami punya kuliah umum. Mata kuliah dicampur dari ketiga jurusan. Sementara untuk mata kuliah yang benar-benar menjurus ke jurusan kita itu baru dimulai saat semester selanjutnya. Kita dipecah sesuai passion dan keinginan kita. Tapi, di sini kita tetap bahu-membahu kok. Satu angkatan beda konsentrasi tetap saling berhubungan.

Mata kuliah jurnalis selalu di situ-situ aja. Artinya kami selalu difokuskan pada berita dan informasi. Ada mata kuliah script writing, news reporting, camera, dan editing. Semuanya mengarah kepada produksi berita dan pada akhirnya terjun ke lapangan untuk melakukan liputan. Di liputan ini bisa dibilang menyatu dengan semesta, karena seorang calon jurnalis harus siap dan berani melihat, merasakan, dan terlibat dalam keingintahuannya.

Kalau menurut saya di antara mata kuliah ini semuanya sama-sama menariknya. Jujur karena saya memang mengincar jurusan ini sejak awal, jadi saya percaya sesuatu yag kamu suka di awal akan menentukan ke depannya. Tidak jarang mata kuliah ini digabungkan dalam satu berita. Ini hal yang paling menyerukan. Setiap individu mengerjakan liputannya sendiri, ini sangat menantang dan melatih kita menjadi seorang jurnalis. Dosen-dosennya pun membebaskan kita mengeksplor apa yang ada di kepala kita. Dan selalu percaya untuk beda. Beda karena punya sesuatu. Tugasnya bertemu orang dari kalangan bawah sampai kalangan atas, makanya saya suka menyebutnya dengan penyatuan akan semesta. Kita mencari informasi dengan angle yang seksi dan tentunya punya nilai.

Pengalaman praktik di lapangan

Misal beberapa tahun terakhir saya dan juga teman-teman harus mondar-mandir stasiun, ke pasar, ikut meliput demo, dan pergi ke kantor DPR. Itu sebagian peliputan yang sudah kami lakukan. Hampir semuanya punya cerita lucu dan menarik sendiri. Bermula ketika minta izin peliputan di stasiun, kami berbondong-bondong datang, karena tak cukup persiapan kami tak diperbolehkan masuk oleh petugas, alasannya kantornya tidak memperbolehkan kalau tidak pakai kemeja. Itu awal-awal kami masuk jurnalis. Kalau sekarang kami sering stok baju di tas, antara kemeja dan kaos. Nah, kebetulan hari itu saya memang suka pakai kemeja jadi saya masuk sebagai perwakilan. Enggak kebayang kalau kami harus pulang mengganti baju. Butuh waktu dua jam untuk menunggu kereta sampai di stasiun tempat tinggal kami. Kalau beli baju pun uang saku kami pas-pasan.

Di kantor DPR lagi, demi bertemu Bapak Fadli Zon untuk interview exclusive kami harus membiarkan satu hari kami di PHP-in. Beliau punya jadwal yang padat hari itu. Jadi bangun subuh kami harus digantikan besok, itu pengalaman yang tidak bisa dibeli selama di jurusan ini. Nah, yang seru lagi saat demo, nyali dan keberanian diuji. Saat demo mahasiswa/i kami berada di antara polisi yang menembakkan gas air mata. Pedih dan deg-degan. Tapi percayalah di sini saya diajari kalau peliputan itu juga masalah passion kita.

Untuk bapak di kampus atau dosen favorit saya itu Sir Raudy dan Sir Shihab. Sir Raudy memang bapak jurnalis yang terkenal dengan kebaikan dan kepeduliannya, ia akan mudah beradaptasi dengan mahasiswa/i-nya. Sedangkan Sir Shihab, beliau dosen PR, orang yang paham dan pandai cara memperkenalkan mahasiswanya di depan publik. Dia salah satu dosen yang membuat saya bisa sampai di semester ini.

Kebetulan saya jadi produser pada liputan ini, jadi memantau camper mengambil shot.

Kru di Jurnalis

Di jurusan jurnalistik ada beberapa keahlian atau job description yang harus dikuasai. Namun, mahasiswa dituntut untuk selalu rolling position dalam jadwal liputan. Supaya cakap dan tak kaget di lapangan sesungguhnya. Tetapi, kita juga harus punya satu keahlian yang mantap. Misal di jurusan saya ada ahli script, kamera, produser, dan editing. Saya lebih foku di script. Pekerjaannya membuat naskah, camera person ahli menangkap shot terbaik, editing menjadi pengambil keputusan saat hendak finalisasi peliputan, sedangkan produser adalah kepala yang bertanggung jawab akan segalanya, komposisi ini sama-sama bertanggung jawab akan liputan yang dibuat.

Jangan sekadar “ikut-ikut”

Sebagian dari kalian mungkin tahu bahwa kampus saya mewajibkan memakai bahasa inggris dalam kuliahnya. Dan ini benar. Tapi jangan khawatir dan jangan mundur saat orang bilang englishmu gak bisa. Justru saat di dalam bertemu orang-orang luar kamu akan diajak bertumbuh dan belajar. Jangan takut salah, it’s okay to Not Be Okay. Di sini lah kamu diajari lebih paham lagi. Asal kamu memang persisten. Sebab pada dasarnya masuk di jurusan mana pun sama saja, yang penting bisa beradaptasi dulu. Karena di kampus ini teman-teman akan ketemu dengan orang yang punya budaya berbeda. Pemikiran yang terbuka adalah kunci untuk bisa maju ke step selanjutnya. Seleksi alam bisa terjadi di jurusan ini jika teman-teman tidak kuat.

Tips terakhir, ikutilah organisasi/magang yang memang kamu kejar. Ikut-ikutan supaya sama-sama senasib bukan solusi. Boncengan soal impian itu perlu dihindari. Menurutku dalam memilih organisasi kita tidak boleh hanya terbawa-bawa, tapi belajar berpikir ke depannya soal apa lagi.

Lihat vlog dari ribuan mahasiswa di seluruh Indonesia di Youtube Intip Kuliah. Klik Disini

Prospek Kerja dan Alumni Jurnalistik President University

Sejauh data yang saya dapatkan sebagian besar alumninya bekerja dan berkarir di industri media nasional dan internasional, dan ada juga yang memilih jadi praktisi. Untuk pekerjaannya biasanya saat magang udah diincar. Ini kalau kita betul-betul konsisten dan gak main-main ya.

Harapan dan Rencana setelah lulus dari Jurnalistik President University

Bekerja di dunia media dan tetap mengedepankan nilai-nilai Pancasila. Agak sulit rasional di negara kita ini. tapi, saya sedang berusaha membuat diri punya makna dan terus belajar mencintai diri.

Kode konten: X345

Komen dibawah! 4

  1. Aurelia Gunawan

    halo kakk, kalo boleh tau apa bedanya sama public relation? dan prospek kerjanya apa kalo PR? apakah di PU tidak ada broadcasting? trimakasih

  2. esraambarita

    hai @Aurelia Gunawan, kalau di kampus kita PR dan Jurnalistik adalah konsentrasi. Secara kerja kedua konsentrasi ini berbeda, misalnya kalau jurnalis memang ruang lingkup sebagai jurnalis dan tidak bisa menjadi PR, karena tugas PR itu lain lagi dalam sebuah perusahaan. Mungkin dia sebagai juru bicara atau bidang komunikasi untuk sebuah perusahaan. Cara kerjanya beda. Kalau di Pu sendiri broadcasting ada 😉

  3. Sahrul Gunawan

    halo kak, saya beberapa minggu ini mulai tertarik untuk kuliah di jurusan jurnalistik. saya sekarang kelas 12 dan sedang dalam proses mempersiapkan kuliah. kalau boleh saya tahu, kemampuan awal untuk masuk dalam jurusan jurnalistik itu apa saja?

  4. ayu

    Assalamualaikum kak , mau tanya kalo itu biaya mondar mandir di tanggung sama univ atau kita sendiri sih ?

Jawaban dari penulis akan masuk email kamu.

Your email address will not be published.