KILAS BALIK MERAIH BEASISWA LPDP
Ini Cerita Versiku, Kutunggu Cerita Versimu
“Dengan keberanian dan keyakinan yang aku miliki, aku mencoba menggantungkan mimpi setinggi-tingginya. Aku selalu percaya bahwa jika mimpi kita tidak membuat kita takut, berarti mimpi itu belum cukup besar.”
Halo semuanya. Ini tulisan keduaku di website Intip Kuliah. Kali ini, aku akan berbagi cerita dan pengalaman untuk melanjutkan kuliah ke jenjang S2 dengan beasiswa LPDP. Semoga bermanfaat ya!
Sebagai pembuka cerita, mari bayangkan hal ini sejenak.
Coba bayangkan dan ingat kembali, kenapa kamu bisa tahu kalau garam itu rasanya asin? Atau rasa coklat itu manis? Yup, pasti dengan mencobanya dahulu kan. Ini persis seperti kesempatan dalam hidup. Kalau kita tidak mencobanya, kita tidak pernah tahu seperti apa proses dan hasilnya. Bisa jadi, kesempatan yang kamu lewatkan justru itu yang rasanya paling “manis” dan terbaik untukmu. Jadi, ketika ada kesempatan datang, bergegaslah! Jangan tunggu nanti, jangan ikuti ketakutan diri. Manfaatkan semaksimal mungkin dengan cara terbaik versimu. Walaupun benar adanya bahwa kita harus menyiapkan mental seandainya gagal. Tapi, gagal juga bagian dari proses lho. Jangan kapok ya! Mungkin kamu pernah dengar kan nasihat Ir. Soekarno yang mengatakan bahwa “Bermimpilah setinggi ujung langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang – bintang.”
Dan, ini ceritaku. Siapkan kopi atau teh dan cemilan dulu, bakal panjang nih 😀
Jadi, ceritaku dimulai sekitar empat tahun yang lalu. Sebelum aku lulus kuliah, aku pernah menuliskan mimpi untuk bisa melanjutkan kuliah S2. Awalnya, aku menulisnya di buku catatan. Karena kurang puas, aku tulis mimpi itu pada kertas berukuran besar dan ditempel di dinding kamar kost. Terbayang kan, ketika bangun, aku bisa melihat dan membaca tulisan itu. Rasanya seperti energi positif untuk lebih semangat mengawali hari. Hayo, siapa yang juga melakukan hal ini? Oh iya, katanya, dengan menulis mimpi yang kita mau, disertai keyakinan, usaha, dan doa, mimpi itu bisa terwujud lho. Istilah kerennya Law of Attraction (LoA) atau hukum tarik menarik. Apa yang kita pikirkan akan mempengaruhi kehidupan kita. Kita berpikir positif, maka akan memberikan dampak positif juga ke hidup kita.
Lanjut. Ketika aku lulus kuliah, beasiswa LPDP untuk S2 dan S3 tepat dibuka. Sayangnya, aku belum memiliki sertifikat bahasa Inggris. Sementara batas pendaftaran tinggal beberapa hari saja. Akhirnya, aku putuskan untuk mendaftar pada gelombang selanjutnya. Jadi ada waktu yang cukup untuk belajar. Walaupun ternyata LPDP baru buka di tahun 2021 karena pandemi COVID-19. Sebenarnya sih, ada banyak beasiswa lain yang bisa dipilih kok. Jujur saja, aku memilih beasiswa LPDP karena beasiswa ini dapat diperoleh sebelum mendapatkan LoA.
Aku bersyukur, karena saat itu aku sudah bekerja, sehingga ada biaya untuk tes bahasa Inggris. Nah, awalnya aku sempat ragu, sehingga aku mengikuti tes kemampuan bahasa Inggris pada waktu yang sudah sangat mepet. Sertifikatnya saja dikirim softfile beberapa hari sebelum batas akhir pendaftaran. Bersyukur banget karena masih ada penyelenggara tes TOEFL yang kuotanya masih tersedia. Tesnya juga online karena masih pandemi. Kalau tidak, maka aku harus pergi ke Surabaya, hehe 😀 Ah ya, ini sangat tidak patut ditiru ya, tidak baik. Persiapan matang harus dilakukan jauh-jauh hari.
Sekian dulu ceritaku. Lalu, apa saja hal yang bisa dilakukan kalau ingin lanjut kuliah dengan beasiswa?
Sebelumnya, terima kasih ya, sudah bersedia membaca sampai bagian ini.
Sekali lagi, hal-hal yang aku tuliskan di bawah ini berdasarkan pengalaman pribadiku. Aku mendaftar beasiswa LPDP dengan kategori afirmasi alumni bidikmisi, sehingga dari segi persyaratan akan berbeda kalau kamu mendaftar pada kategori regular. Beberapa ketentuan dan tahapan juga bisa mengalami perubahan. Jadi, tetap update informasi melalui website https://beasiswalpdp.kemenkeu.go.id/ dan pastikan kamu membaca panduan (https://lpdp.kemenkeu.go.id/en/beasiswa/kebijakan-umum/) dengan teliti ya.
Nah, ini tips dan trik lolos beasiswa LPDP ala aku😊
- Pahami kemampuan yang dimiliki dan tentukan targetmu.
Sebelum mendaftar, coba deh cari tahu dulu, apa kemampuanmu? Potensimu di bidang apa? Kalau kamu sudah tahu, kamu akan lebih mudah untuk menentukan jurusan yang tepat dan sesuai dengan minat bakatmu. Selain itu, tentukan juga target/tujuanmu. Misalnya, kamu ingin jadi apa setelah lulus?
- Perdalam informasi tentang beasiswa yang kamu pilih, termasuk persyaratan yang harus dipenuhi.
Setiap beasiswa mencantumkan persyaratan yang berbeda. Tahun 2022, LPDP menawarkan tiga macam kategori, yaitu beasiswa afirmasi, regular, dan targeted. Pastikan kamu sudah membaca persyaratannya dengan teliti. Oh iya, mengetahui waktu pendaftaran juga sangat penting lho! Cek website maupun akun LPDP lainnya secara berkala agar kamu tidak ketinggalan informasi. Kamu juga bisa menggali informasi dengan mengikuti webinar atau bertanya dengan awardee (penerima beasiswa) yang lolos pada tahap atau tahun sebelumnya.
- Lakukan riset/pelajari kampus yang akan menjadi tujuanmu.
Pastikan kampus yang kamu tuju tercantum dalam daftar universitas tujuan LPDP ya. Cari informasi universitas serinci mungkin, misalnya program studi yang tersedia, syarat masuk, fasilitas, akomodasi, dan informasi lain yang dibutuhkan. Sekilas info, kalau kamu mendaftar tanpa LoA, kamu akan diminta untuk memilih 3 (tiga) universitas dengan program studi pada rumpun yang sama. Nah, untuk tahun 2022, kalau kamu sudah memiliki LoA Unconditional, kamu tidak perlu mengikuti seleksi bakat skolastik.
- Persiapkan diri jauh sebelum pendaftaran dibuka. Penting nih untuk membuat rencana pendaftaran beasiswa (timeline)!
Artinya, akan lebih baik jika tidak menunggu deadline pendaftaran. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Bisa saja, karena antusias pendaftar yang banyak, website down sehingga tidak bisa diakses. Jadi, usahakan daftar jauh-jauh hari ya. Persiapkan segala sesuatu dengan sebaik mungkin sebelum masa pendaftaran dibuka, termasuk tes kemampuan bahasa Inggris, seperti TOEFL® ITP, TOEFL® iBT, PTE Academic, atau IELTS™. Umumnya, lembaga menyelenggarakan tes dengan kuota terbatas dan waktu yang sudah terjadwal. Kalau mepet, bisa jadi tidak bisa tes karena kehabisan kuota.
- Periksa kembali berkas sebelum submit.
Sayang banget kan, kalau misal gagal hanya karena berkasnya salah atau kurang lengkap. Jangan sampai seperti itu deh! Jadi, pastikan untuk mengecek kembali berkas yang akan diunggah/diupload. Beberapa berkas umum yang perlu dipersiapkan yaitu:
- Ijazah S1 (asli atau legalisir)
- Transkrip nilai S1 (asli atau legalisir)
- Surat Pernyataan sesuai format LPDP (bermaterai)
- Kartu Tanda Penduduk (KTP)
- Sertifikat bahasa asing yang dipersyaratkan dan masih berlaku
- Kartu Keluarga (KK)
- Surat rekomendasi dari atasan, akademisi, atau tokoh masyarakat
- Dokumen lain yang diperlukan (disesuaikan dengan kategori yang dipilih
- Perbanyak belajar untuk seleksi substansi akademik dan kebangsaan dan wawancara.
Catatan: Pada tahun 2022, seleksi substansi akademik dan kebangsaan disebut seleksi bakat skolastik dan wawancara disebut seleksi substansi (wawancara dan profiling).
Saat pendaftaran dulu (tahap 1 tahun 2021), semua yang lolos seleksi administrasi wajib mengikuti seleksi substansi. Tipe soalnya mirip seperti soal pada Tes Potensi Akademik (TPA) ditambah dengan wawasan kebangsaan. Apabila lolos seleksi substansi, pendaftar lanjut ke seleksi berikutnya, yaitu wawancara. Semua seleksi dilakukan secara online. Aku belajar menggunakan soal-soal yang aku dapat dari mesin pencari, grup telegram, maupun teman yang sudah lolos. Beberapa grup telegram juga menawarkan latihan wawancara. Jadi, asal mau berusaha, banyak sumber yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi atau berlatih.
- Bagi yang masih kuliah dan berencana mendaftar beasiswa ini, persiapkan diri sedini mungkin.
Salah satu persyaratan mendaftar beasiswa LPDP adalah IPK (sekurang-kurangnya 3,0 pada skala 4 atau yang setara). Jadi, kamu bisa menyusun rencana studimu selama S1 agar saat lulus, IPK mu memenuhi persyaratan. Tidak hanya IPK, pengalaman mengikuti organisasi, volunteer, pengalaman pelatihan/workshop, riset, konferensi, dan seminar juga penting untuk dicantumkan lho. Kalau kamu memiliki prestasi dan penghargaan bisa ditambahkan pada saat mengisi formulir pendaftaran.
- Berdoa
Nah, ini penting banget! Kekuatan doa luar biasa. Oh iya, jangan lupa minta doa kepada orang tua. Doa keduanya itu dahsyat dan termasuk doa yang terjamin dikabulkan tanpa keraguan di dalamnya.
Semoga tips di atas bermanfaat yaa. Memang, manusia hanya mampu berencana, berusaha, dan berdoa. Urusan sesudahnya, Allah yang mengetahui dan menentukan. Jika hasil akhirnya berbeda, itu jauh lebih baik dari apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
“Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.” – Umar bin Khattab –
Belajar itu penting! Upgrade diri itu harus!
Semangat yuk. Kamu pasti bisa!
Kode Konten: Q129