Memasuki fase semester enam hingga tujuh, mahasiswa akan dihadapkan dengan sebuah mata kuliah. Mata kuliah ini tidak seperti biasanya, yang hanya sebatas belajar di kelas, presentasi, mengerjakan tugas ataupun praktikum. Mata kuliah dengan embel-embel kata praktik di awal kalimat ini seketika membuat mahasiswa sadar jika ia sedang berada pada detik-detik menjelang kelulusan.
Sudah tau mata kuliah apa itu? Iyups, PKL (Praktik Kerja Lapang) atau PKM (Praktik Kerja Magang). Sedikit informasi, bahwa PKL adalah mata kuliah wajib 4 SKS dengan syarat telah mencapai 100 SKS (tergantung kebijakan kampus). Apa yang membedakan PKL dengan praktikum biasa? Jika praktikum biasanya dilaksanakan di dalam laboratorium atau dalam wilayah pengelolaan kampus. Sedangkan PKL dilakukan diluar kampus, baik dalam sebuah industri, instansi pemerintah hingga swasta. Tentunya hal ini tergantung penjurusannya.
Liburan Membawa Berkah
Nah, kali ini, kita akan membahas mengenai magang. Tapi magang bukan PKL atau PKM ya. Terus? Magang ini biasa disebut dengan magang mandiri. Karena magang dilakukan atas inisiatif sendiri dan bukan sebuah kewajiban. Lalu mengapa perlu magang mandiri? Jadi, setiap semester pasti mahasiswa akan diberi jatah waktu liburan kan? Mulai dari satu hingga tiga bulan lamanya. Kebanyakan mahasiswa akan memilih pulkam (pulang kampung) untuk melepas rasa rindu kepada keluarga. Sayangnya, waktu selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan itu banyak dimanfaatkan hanya untuk rebahan cantik alias bermalas-malasan di rumah. Oleh karena itu, penulis ingin membagikan sedikit pengalaman memaksimalkan waktu liburan.
Ya benar, ikut magang mandiri. Sebagai mahasiswa, sering merasa jika ilmu yang didapatkan selama di bangku perkuliahan hanya sebatas teori? Atau hanya menikmati praktikum yang gitu-gitu aja? Magang mandiri adalah solusinya. Dengan terjun ke lokasi magang, kita dapat mengetahui dan melihat langsung segala persoalan yang tidak bisa didapatkan di kampus. Selain itu, dengan magang mandiri bisa mempercantik CV loh hihi. Serta membuat diri kita memiliki nilai plus. Entah itu untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Atau bersaing di dunia kerja. Yakin deh, jika kita sebagai mahasiswa aktif maka kita sudah selangkah lebih maju.
Beragam Bidang Ilmu Perikanan Kelautan
Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) ada 6 Program Studi, yaitu:
- Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP)
Pada prodi ini banyak mempelajari analisis kualitas perairan darat seperti halnya sungai, waduk dan danau.
- Budidaya Perairan (BP)
Jika kamu sering mendengar joke tentang ternak lele. Nah, di Prodi BP kamu akan mempelajari segala hal yang berhubungan dengan budidaya perikanan termasuk ternak lele.
- Teknologi Hasil Perikanan (THP)
Prodi ini merupakan prodi penulis yang banyak mempelajari teknologi pangan fungsional dan olahan poduk perikanan.
- Agrobisnis Perikanan (AP)
Dari namanya sudah jelas bukan? Prodi ini fokus pada ekonomi dan manajemen perikanan.
- Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP)
Banyak yang salah kaprah jika PSP sama seperti THP, yaitu memanfaatkan hasil perikanan. Padahal di Prodi PSP lebih mengeksplorasi teknologi penangkapan mulai dari alat tangkap hingga kapal perikanan.
- Ilmu Kelautan (IK)
Apa yang membedakan IK dengan Oseanografi? Di IK mempelajari segala sesuatu mengenai laut secara umum. Mulai dari pengelolaan sumberdaya pesisir hingga konservasi.
Mempelajari Segala Bidang Ilmu Perikanan Kelautan
Setelah mengetahui apa saja program studi yang terdapat di FPIK UB. Pasti semua dapat menebak kira-kira tema magang apa yang cocok dengan disiplin ilmunya masing-masing. Tetapi jangan salah loh. Seperti halnya pada jurusan teknik, entah itu Teknik Industri, Teknik Mesin, Teknik Elektro akan memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST). Maka di FPIK pun sama, semua prodi akan memperoleh gelar Sarjana Perikanan (S.Pi) kecuali Prodi Ilmu Kelautan yang memiliki gelar Sarjana Kelautan (S.Kel) atau Sarjana Ilmu Kelautan (S.IK).
Selain itu, saat tahun pertama perkuliahan (Semester 1 dan Semester 2) semua program studi akan mempelajari mata kuliah dasar dari program studi lain loh. Misalnya saja, THP akan mempelajari Ilmu Manajemen. PSP mempelajari Ilmu Bioteknologi dan seterusnya. Karena keunikan ini, wajib hukumnya jika mahasiswa Perikanan Kelautan minimal mengetahui bidang ilmu dasar perikanan kelautan. Sehingga bukanlah hal mustahil jika mahasiswa MSP mencoba peruntungan dengan mempelajari ilmu di bidang kelautan. Karena banyak dari alumni FPIK yang berkarir pada bidang diluar program studinya. Banyak lulusan Prodi THP yang bekerja di tambak. Lulusan PSP bekerja di industri pengolahan perikanan dan seterusnya.
THP Belajar di Tambak dan Ekowisata?
Sebagai alumnus Prodi THP, penulis pernah mencicipi magang mandiri sebanyak 3 kali. Dua kali di tambak udang vannamei dan sekali di ekowisata bahari. Biasanya waktu pelaksanaan magang per periodenya adalah dua minggu hingga satu bulan. Tergantung kesanggupan diri dan kesepakatan dengan pihak instansi magang. Lalu bagaimana cara memperoleh informasi magang? Nah, disini peran penting networking sangat terlihat. Bisa mencari informasi sendiri atau biasanya dari himpunan mahasiswa dan organisasi di fakultas yang memfasilitasi. Saat itu, penulis memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh organisasi fakultas.
Perlu diingat bahwa tujuan dari magang mandiri ini selain memanfaatkan waktu luang liburan semester. Juga untuk mempraktikkan langsung ilmu yang didapat selama kuliah. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri mulai dari fisik, mental dan tentunya finansial. Kebanyakan instansi tempat magang tidak memberikan upah, tergantung loh ya. Tetapi ada juga yang sekadar memberi uang makan atau membayar penuh. Ada juga yang menyediakan mess. Jika tidak, maka harus mencari kos. Dan magang biasanya dilaksanakan secara berkelompok lima hingga sepuluh orang.
Penulis pernah magang di tambak udang vannamei yang terletak di Probolinggo dan Tuban, Jawa Timur. Di Probolinggo, penulis dan teman-teman bersyukur karena disediakan mess serta diberi uang makan. Saat magang di Tuban, hanya ada mess untuk laki-laki, sehingga tim perempuan terpaksa untuk tinggal di kos yang kebetulan satu rumah dengan warga sekitar tambak. Selain itu, kami diberi upah di akhir magang dan bisa merasakan makan udang sepuasnya hehe. Disana kami mempelajari manajemen budidaya mulai dari pembenihan hingga pemanenan. Pengelolaan lahan dan juga analisis kualitas air tambak. Karena mahasiswa THP hanya mempelajari ilmu dasar dari budidaya, maka memaksa kami untuk berpikir keras dan belajar lagi. Inilah tantangannya, karena tidak ada yang tau bagaimana kedepannya. Bagaimana karir kita kedepannya, jadi harus mempersiapkan diri!
Setelah itu, penulis kembali magang di sebuah lokasi ekowisata di Malang. Beruntungnya pihak UB memiliki mess di dekat lokasi ekowisata. Kami hanya perlu membayar uang kebersihan. Ekowisata ini pastinya berbasis pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, kami banyak dihadapkan dengan interaksi kepada masyarakat. Termasuk pula edukasi kepada anak-anak di sekitar lokasi ekowisata. Selain itu kami mempelajari manajemen pengelolaan sampah dan ekowisata berkelanjutan.
Eksplorasi Bukan Eksploitasi
Bagaimana kawan calon mahasiswa Perikanan Kelautan? Belajar di FPIK sangat keren dan asyik kan? Itu hanya gambaran dari magang mandiri. Masih banyak pilihan lainnya loh, mulai dari penangkaran penyu, rehabilitasi terumbu karang dan lainnya. Tertarik untuk belajar Ilmu Perikanan Kelautan? Baca juga pengalaman saya kuliah di Teknologi Hasil Perikanan Universitas Brawijaya
Kak, kalo untuk jurusan dalam bidang ilmu perikanan kelautan dengan nilai utbk 506 apa ada peluang untuk masuk?
Hallo Eka Sonita Novianti, maaf saya baru balas, lama sekali ya 😅
Maaf, saya juga kurang tahu terkait skor UTBK.
Karena di zaman saya kuliah dulu, masih memakai sistem SBMPTN tes tulis.
Jadi, para calon mahasiswa tidak mengetahui nilai akhir tesnya.
Saran saya, cari di website lain atau ikuti instagram program studi yang kamu incar.
Maaf ya.
Terima kasih
Kak kalo boleh tau tempat magang tambak udang di Tuban di daerah mana ya? Lalu cara mendaftar untuk program magangnya bagaimana?
Halo Shofii Amaliah Putri.
Dulu saya magang di tambak semi intensif milik perseorangan, jadi bukan tambak besar seperti punya Japfa.
Kebetulan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya ada organisasi namanya Lembaga Kajian dan Pengembangan Profesi (LKP2).
LKP2 ini fokus bidangnya ke profesi.
Jadi menaungi dan memfasilitasi mahasiswa FPIK yang mau magang mandiri.
Sehingga, untuk kontak pemilik tambak dan perizinannya murni dari LKP2.
Sebab LKP2 terhubung dengan para alumni yang sukses menjadi wirausahawan, termasuk tambak udang.
Jika penasaran LKP2, boleh follow instagramnya @lkp2fpikubofficial
Semoga menjawab ya.
Semangat magangnya dan semoga sukses.
Terima kasih
Oh iya, lupa, magangnya di Dasin dan Jenu
halo kak saya dari UNSRI , kira2 bisa nggk ya anak sumatera ke jawa magang nya ?
Hallo
Persyaratan magang ditentukan instansi magang yang kamu pilih ya. Jadi, saya tidak bisa menjawab iya ataupun tidak. Kalau magang saya di tambak itu melalui organisasi fakultas untuk pendaftarannya.
Kak mohon bantuannya yh kak, saya dari jurusan ilmu kelautan universitas maritim raja aji hali, jadi saya mau bertanya tentang magang mandiri ini kak, kan saya anak Sumatra Utara tapi univ saya di daerah kepulauan Riau, rencana saya nanti pas libur semester kan ada 3 bulan libur jadi saya mau memanfaatkan nya buat magang mandiri di daerah saya jadi kita sebagai mahasiswa harus buat surat magang dari kampus apa gimana kak?
Hallo Purnama.
Wah kalau itu tergantung kamu mau magang di mana. Ada instansi yang gak minta surat apa-apa, asalkan bisa ngelobby sama pemiliknya. Ada juga yang minta proposal berisi penjelasan kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai selama magang. Bahkan ada pula yang minta presentasi hasil magang setelah selesai.
Alangkah lebih baik kamu tanya ke instansi yang kamu tuju. Persyaratan apa saja yang dibutuhkan. Semoga membantu.
Hallo kk saya ingin bertanya, apakah jurusan ekonomi manajemen bisa magang di kantor perikanan?