Bahasa Indonesia

Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bengkulu (Andi)

Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bengkulu (Andi)

Hai! Kita pasti bisa mewujudkan cita-cita! Perkenalkan, saya belajar di Universitas Bengkulu  bernama Rahmad Andika Syaputra angkatan 2018. Tahun 2020 merupakan tahun ke-2 saya belajar di program studi yang terkenal mahasiswa yang katanya “pandai bermain kata”. Apakah benar mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) seperti itu? Apa benar saya memilih PBI karena kesulitan Berbahasa Inggris? Mari, berkenalan dengan program studi berakreditasi A ini!

Bagi teman-teman yang mau bertanya atau diskusi, bisa komen di bawah artikel ini. Kalau sempat akan dibalas ya, jawabannya akan masuk ke email kalian kok. Pastikan kalian baca sampe beres dulu artikel ini sebelum bertanya.

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bengkulu Belajar Apa sih?

Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bengkulu (Unib) merupakan program studi yang mendidik mahasiswa memiliki kemampuan di bidang bahasa, pendidikan, dan sastra. Apabila ada yang bilang mahasiswa PBI Unib disiapkan untuk menjadi guru maka tidak sepenuhnya benar. Sebab, saya juga mempelajari bidang ilmu yang mencakup struktur bahasa, pelafalan bahasa, dan transformasi bahasa (bidang bahasa) lalu juga mempelajari teori sastra, pembagian sastra, dan produk sastra (bidang sastra). Lengkapkan?

Apakah Susah Belajar di Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bengkulu?

Jelasnya, saya belum pernah ketemu soal ujian semester yang menyuruh saya menghitung tinggi bayangan gedung, menghitung luas parkiran, atau menghitung kecepatan sepeda motor Budi ke kampus. Gak pernah! Kamu benar-benar dididik menjadi ahli bahasa, ahli pendidikan, dan ahli sastra. Tentu, dalam pendidikan ada data siswa yang perlu saya olah. Sehingga, mentok yang diuji ialah tabel nilai siswa. Tentu pengetahuan itu diperlukan ketika menjadi guru di sekolah ya.

Tetapi, tetap saja ada banyak stigma yang dicap duluan. Seperti: mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia pandai merangkai kata, mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia tidak suka Bahasa Inggris, mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia kuliahnya gampang, dan mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia sulit diserap bursa kerja.

Tidak semua mahasiswa PBI itu suka merangkai kata

Oke, saya bahas satu-satu. Tidak semua mahasiswa PBI itu suka merangkai kata. Beberapa teman saya di kelas malah sangat pendiam. Memang program studi ini mewajibkan mahasiswanya bisa speak di depan kelas. Lalu, ada beragam motivasi mahasiswa PBI memilih kuliah di sini. Pikiran bocah saya dulu menganggap guru Bahasa Indonesia semuanya menyenangkan. Tidak ada yang berkerut atau marah-marah di kelas. Semua bermain perasaan melalui puisi. Berawal dari itu akhirnya saya memutuskan memilih program studi ini. Akibatnya, mayoritas mahasiswa PBI memang jago ngomong dalam bahasa. Tetapi bukan berarti tidak suka Bahasa Inggris. Bahasa tersebut teman-teman saya juga bisa, tetapi mereka tidak terlalu memperdulikan sekat bahasa mana yang lebih unggul.

Saya ketika dipercaya sebagai delegasi ASEAN University Youth Summit di Keddah Malaysia berbicara Bahasa Inggris dengan aksen (mungkin mirip) British bermodalkan film Harry Potter. Namun, ketika pulang ke Bengkulu. Bahasa saya, ya tetap Bahasa Indonesia. Selain itu, apakah kuliah di PBI Unib gampang? Sama seperti program studi mana pun. Ketika mahasiswa malas-malasan, sering bolos, dan telat kumpul tugas, apakah nilai A bisa muncul di data nilainya? Tentu saja tidak. Ada juga mata kuliah yang mendorong mahasiswa menggeluti bidang program studi lain. Mata kuliah apa? Dibahas selanjutnya. Baca juga artikelku yang berjudul Welcome to Campus Life: Kuliah 2020 Cukup Kuota Internet?. Klik disini

Wah, Asik Juga! Terus, Mata Kuliah dan Dosennya, Apa Ada yang Bikin Susah Tidur?

Tidak ada. Sebab, Bapak dan Ibu dosennya kadang bikin guyonan yang ngakak.

Kelas saya pernah ditugaskan dosen mata kuliah Keterampilan Dasar Menulis untuk mencari pengumuman yang memiliki kesalahan tulisan. Ya sudah, daripada cuma bengong, saya kelilingi seluruh kampus sampai Magrib hasilnya berpuluh-puluh halaman saya peroleh. Mulai dari kesalahan titik, kesalahan penulisan gelar, dan lain-lain. Ketika azan, satpam menyuruh pulang.

Mata kuliah lainnya ialah Keterampilan Menyimak dan Pengembangan Bahan Ajar. Keterampilan Menyimak mewajibkan mahasiswanya menjadi pendengar yang baik. Saya mendengar dialog dan yang paling menyebalkan dan bikin rindu, ketika dialog selesai, saya baru sadar tidak ada jawabannya di opsi A-D (atau saya yang saat itu kurang jeli mendengar). Kemudian, Pengembangan Bahan Ajar, mata kuliah ini sederhananya agar guru dapat menyiapkan bahan ajar di kelas. Saat sekolah, mungkin pernah ketemu LKS, video materi, dan alat olahraga. Itu merupakan bahan ajar. Namun, Pak Agus Trianto lewat video yang dibagikan beliau memiliki pandangan lain. Bahan ajar dapat berupa apapun. Bahkan tirai, dapat dijadikan bahan ajar as long as guru tersebut bisa mengkontrol kelas.

Saya Makin Paham! Kira-kira, Apa Ada Penjurusan Lagi di Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bengkulu? Misal, Saya Tidak Suka Sastra Tapi Lebih Suka Bahasa?

Secara sederhana, ada tiga bidang “penjurusan” di PBI Unib:

  1. Pendidikan: Mahasiswa diarahkan mempelajari bagaimana menjadi guru serta permasalahan ketika mengajar.
  2. Bahasa: Bahasa yang dimaksud ialah Bahasa dari lidah manusia yang dapat dipahami sesama manusia. Jadi, tidak ada bahasa hati, bahasa semut, atau bahasa dirinya kepadaku. Mahasiswa diarahkan mempelajari struktur bahasa seperti huruf, kata, gabungan kata, perpindahan kata, dan seterusnya.
  3. Sastra: Mahasiswa diarahkan mempelajari sastra lama dan sastra modern.

Mahasiswa dapat memilih 1 dari 3 bidang di atas. Sehingga ketika persiapan skripsi, sudah tahu ingin mengajukan topik skripsi tentang apa. Bagaimana? Asik gak?

Aktivitas di ASEAN University Youth Summit 2019 di Keddah Malaysia.

Asik dan Seru! Apa sih Tips untuk Mahasiswa Baru PBI Unib?

Sekali lagi, saya tidak pernah ketemu soal ujian semester yang menyuruh menghitung tinggi bayangan gedung atau menghitung panjang ekor kuda. PBI Unib ialah program studi yang cocok untuk kamu yang ingin menjadi guru, gemar berimajinasi, suka menulis, suka ngomong, ingin belajar adab, dan pandai berdiplomasi. Mata kuliahnya menunjang kamu untuk jadi guru yang serba bisa! Jika tidak mau jadi guru oke aja. Sebab, kakak tingkat di sini ada yang menjadi news anchor, budayawan, aktivis, staf kantor, pedagang, sastrawan, dan lain-lain. Let me show you some magic! As long as berhubungan dengan berbicara dan menulis, kamu bisa kerja di mana saja. Sebab, skill berbicara itu selalu dipakai.

Ikut Organisasi? Siapa Takut!

Kamu akan jadi mahasiswa expert apabila kuliah pulang-kuliah organisasi-kuliah berprestasi. Namun, apabila ingin aktif di organisasi, maka carilah organisasi yang cocok di kamu. Memang benar dengan berorganisasi menambah relasi. Tetapi menjadi anggota yang aktif dan mencari teman. Saya berorganisasi di UPT Kerja Sama dan Layanan Internasional Universitas Bengkulu karena dapat memperoleh teman dari luar negeri. Sisanya, join organisasi di luar kampus. Manapun yang terbaik bagi kamu, saran saya, tetap ingat rasa lelah mereka yang berjuang mengkuliahkan kamu.

Ceritanya Aku Sudah Lulus, Terus Aku Bisa ke Mana Saja?

Sekali lagi, sepanjang selama kuliahnya benar (kuliah serius, organisasi serius, mengajar prestasi serius) maka bisa kerja di mana aja. Benar. Pada semester 2 ada mata kuliah Keterampilan Berbicara, kamu sudah bisa menggunakan skill itu untuk melamar kerja ketika diwawancara. Lalu, ada Pengantar Jurnalistik di semester 5. Kamu sudah punya skill jadi wartawan. Berbeda dengan Dasar-Dasar Teater di semester yang sama. Kamu nanti dimungkinkan menciptakan sanggar sendiri. Alumni PBI juga ada yang bekerja sebagai pegawai bank, tentara, pegawai kantor, dan dosen. Jadi, kamu dididik menjadi guru. Namun, tetap jalan yang dipilih ada di tangan kamu.

Terus, Apa Sih Rencana Kamu setelah Lulus?

Tahun lalu, saya tidak pernah menyangka akan ke Malaysia. Bisa basa-basi pakai Bahasa Inggris saja tidak pernah terbayang. Memang benar,  saya punya rencana jangka panjang. Saya punya ratusan mimpi, salah satunya menyekolahkan anak-anak yang mengamen di simpang lampu merah. Sebab mimpi tersebut, saya optimis dengan masa depan. Kuncinya selalu berjuang, berjuang, dan berjuang. Seberapa menarik masa depan nanti. Seberapa menarik esok hari.

Setiap jiwa memiliki asa. Tiap mimpi patut disyukuri. Hentikan niat keji sebab kuasa-Nya memberikan nikmat dan janji. Manusia ada umur ada kematian lalu ada proses yang dijalankan. Tetaplah berjuang, tetaplah bermimpi, tetaplah jadi orang baik. Mereka yang baik pasti kembali.

Kita masih manusia.

Kode konten: X332

rahmadandikasyaputra
Hi! Future is our dream. We can be good friend. WhatsApp: 081541317817.

Comments 4

  1. Riga Okta Karunia

    Penjelasan yang singkat namun jelas, serta menggambarkan saya Program Studi PBI secara umum (karena saya bkn berasal dari Prodi PBI) hehehe.
    Sukses selalu, Rahmad!

  2. Aza

    Tulisan kakak bagus,saya jadi paham dikit tentang PBI,fyi aja saya siswa kelas 12 yang gemar menulis,bersastra dan ini hobi rahasia saya bisa tpi g suka jdi guru mungkin nanti pilihannya saya bakalan jadi dosen. Saya tertarik dgn fakultas ini punya banyak pertanyaan dan kebingungan yg blm terpuaskan.saya harap Kaka menulis lebih banyak tentang fakultas ini. Semoga hari kakak menyenangkan,salam kagum dari saya.

  3. rahmadandikasyaputra

    Hai Aza. Terima kasih apreasiasinya. Ya, tentu saja kakak akan membuat artikel lainnya ya!

Jawaban dari penulis akan masuk email kamu.

Your email address will not be published. Required fields are marked *