
Jurusan Sastra Indonesia sering kali dilabeli sebagai jurusan madesu (masa depan suram). Apakah kamu termasuk orang yang masih berpikir demikian? Maka kamu harus siap-siap ubah mindset secara drastis setelah baca ini. Berikut prospek jurusan Sastra Indonesia, bisa go international!
Prospek Jurusan Sastra Indonesia
Penulis
Penulis menjadi prospek nomor satu yang dieskpektasikan bagi lulusan jurusan Sastra Indonesia. Pekerjaan ini memiliki berbagai jenis, seperti penulis novel, cerpen, naskah film atau script writer, dan lain sebagainya.
Penulis tidak hanya berkutat pada buku dan penerbitan saja. Misalnya saja script writer yang berkecimpung juga di dunia produksi film hingga berbagai konten di media sosial.
Kemampuan dalam merangkai kata yang sesuai dengan ejaan serta sense akan estetika dari seorang penulis dibutuhkan guna menunjang aktivitas perusahaan untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya.
Sepertinya spekulasi mengenai penulis menjadi profesi yang ‘biasa saja’ akan terbantahkan seiring perkembangan teknologi yang justru membutuhkan seorang penulis.
Profesi menjadi penulis kini semakin berkembang dan masuk ke rambah dunia digital hingga marketing. Di bawah ini perkembangan profesi penulis yang populer akhir-akhir ini.
Copywriter
Copywriter merupakan profesi seseorang untuk menulis konten kreatif yang nantinya berguna untuk mempromosikan atau memasarkan suatu produk dan jasa. Terdapat klien atau perusahaan yang mebutuhkan profesi ini.
Jadi copywriting yang dibuat nantinya akan disesuaikan dengan permintaan klien. Tulisan yang harus dibuat pun harus memiliki nilai agar pembaca tergerak melakukan suatu aksi, yakni mengenal hingga menggunakan produk dari si klien.
Nah, dalam perkuliahan sendiri mahasiswa jurusan Sastra Indonesia akan belajar bagaimana menyusun kalimat. Mulai dari menyusun kalimat ajakan yang didapat dari mata kuliah linguistik hingga estetikanya dalam mata kuliah penulisan kreatif.
UX Writer
UX writer menjadi salah satu profesi yang paling banyak dicari oleh berbagai perusahaan saat ini. Jika kamu pernah melihat kata-kata indah dan menarik dari dari suatu iklan produk, sebenarnya secara tidak langsung kamu telah melihat produk dari seorang UX writer.
UX sendiri ialah singkatan dari user experience. Kegiatannya bisa kita sebut sebagai UX writing. Pekerjaan mereka tergolong ke dalam pekerjaan yang sulit karena harus memilih diksi yang tepat, membuat kata-kata yang ringkas, namun tetap bisa membangun komunikasi yang kuat dengan konsumen.
Sama seperti copywriter, mahasiswa Sastra Indonesia akan dibekali bagaimana menyusun kalimat yang menarik dari mata kuliah linguistik maupun penulisan kreatif.
Baca juga:
- Jurusan Sepi Peminat dengan Prospek kerja dan Gaji Tinggi
- Hard Skill Wajib Kunci Sukses Mahasiswa Milenial
- Catat! 7 Peringkat UNESCO Kuliah di Luar Negeri Terbanyak
Leksikografer
‘Kamus berjalan’ sudah menjadi julukan bagi mahasiswa Sastra Indonesia. Pada nyatanya ada lho profesi yang bersentuhan langsung dengan kamus, yakni penyusun kamus atau leksikografer.
Tugasnya ialah menulis, menyusun dan mengedit kamus untuk penutur bahasa asli, profesional, bahasa Inggris, dan pembicara yang menggunakan dua bahasa dengan baik.
Selain itu, seorang leksikografer memiliki peran untuk memantau bahasa, istilah baru, dan mengoreksi arti kata dalam kamus.
Mahasiswa Sastra Indonesia dibekali dengan ilmu Leksikografi yang nantinya akan membahas secara detail mengenai apa saja yang dilakukan oleh seorang leksikografer.
Penyunting
Jika kamu tipikal orang yang tidak nyaman dan bawel kalau lihat tulisan yang kurang tepat, maka kamu punya potensi untuk terjun ke profesi penyunting atau editor. Lulusan Sastra Indonesia tentu menjadi prioritas dalam memenuhi kriteria profesi penyunting.
Pasalnya mahasiswa Sastra Indonesia sudah dibekali dengan pendalaman ilmu penyuntingan dalam satu mata kuliah. Ditambah lagi pembelajaran linguistik yang mendalam menjadikan lulusan Sastra Indonesia dijagokan dalam hal menyunting.
Pasti kamu atau temanmu yang kuliah Sastra Indonesia sering disuruh koreksi tulisan yang dibuat teman.
Penerjemah
Biasanya profesi penerjemah bertugas menerjemahkan buku karya sastra, materi akademik, atau film yang berasal dari bahasa asing untuk kamu ubah ke bahasa sasaran.
Profesi ini masih bertahan dan masih banyak dicari. Pasalnya dalam menerjemah, khususnya karya tulis tidak bisa serta merta diserahkan pada mesin penerjemah. Butuh keahlian khusus dalam alih bahasa seperti linguistik, budaya, dan sebagainya.
Maka tak heran, meski mempelajari bahasa Indonesia, para mahasiswanya dibekali dengan bahasa Inggris sebagai mata kuliah wajib yang harus ditempuh.
Jurnalis
Kamu yang saat ini berstatus sebagai mahasiswa Sastra Indonesia mempunyai kesempatan yang sama. Bahkan dalam perkuliahannya terdapat mata kuliah khusus mengenai dasar-sadar jurnalistik.
Tugas yang akan kamu lakukan antara lain, melakukan liputan, menuliskan berita secara teratur, dan sebelum terbit biasanya akan melalui proses editorial terlebih dahulu. Bagi yang suka menulis dan mengamati suatu peristiwa, pekerjaan ini sangat kami sarankan.
Pengajar
Tidak hanya mempelajari karya sastra, budaya, dan juga linguistik. Lulusan Sastra Indonesia juag bisa jadi pengajar atau guru Bahasa Indonesia. Pastinya ini merupakan prospek utama bagi yang mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia.
Jika kamu berminat untuk menjadi guru, sebaiknya kamu langsung mengambil jurusan pendidikannya. Selain gelar yang berbeda, jurusan pendidikan akan memberi pengalaman mengajar dalam Praktik Keterampilan Mengajar (PKM).
Berbeda dengan jurusan Sastra Indonesia atau jurusan murninya, kamu tidak akan menjumpai pengalaman PKM ini.
Pengajar dalam Negeri
Sekolah dari jenjang mengengah pertama hingga menengah ke atas pasti memiliki guru Bahasa Indonesia. Namun jika sudah mengantongi sertifikasi guru, kamu juga bisa mengajar di sekolah internasional!
Pengajar BIPA
Siapa bilang kalau Bahasa Indonesia hanya untuk murid dalam negeri. Adanya globalisasi membuka peluang untuk bahasa Indonesia menjadi go international!
Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) merupakan profesi yang kini digencarkan oleh pemerintah. Maka dari itu, jurusan Sastra Indonesia menjadi pintu kelancaran program BIPA ini.
Mahasiswa Sastra Indonesia dibekali dengan serba-serbi yang menyangkut cara mengajar BIPA. Bahkan pihak jurusan pun turut aktif memberi lowongan pekerjaan sebagai pengajar BIPA. Sebut saja Australia, negara dengan sasaran pengajaran BIPA terbanyak saat ini.
Selain untuk kebutuhan akademik, pengajar BIPA juga dibutuhkan oleh pendatang asing untuk diajarkan bahasa Indonesia secara privat. Biasanya hal ini dilakukan oleh pekerja asing yag bersinggungan langsung dengan perusahaan atau pekerja dalam negeri.
Kritikus Sastra
Prospek ini merupakan prospek yang diharapkan bagi tiap lulusan Sastra Indonesia. Semua perkuliahan yang dijalani merupakan bekal yang cukup untuk menjadi seorang kritikus sastra.
Tidak hanya pendalaman ilmu, menjadi seorang kritikus sastra juga harus memiliki pengalaman yang cukup. Pemikiran yang kritis serta kepekaannya dalam mengkritik suatu karya sastra tentu tidak bisa dilakukan oleh setiap orang.
Indonesia memiliki kritikus sastra yang tersohor seperti A. Teeuw, H.B. Jassin, Goenawan Moehammad, Sapardi Djoko Damono, Sitor Situmorang, dan Boen Oemaryati.