
Psikologi forensik pada dasarnya sering hadir di sekitar kamu, intipers, baik disadari ataupun tidak. Setiap kali kamu menonton film Holywood, membaca koran, atau menonton berita, kamu dihadapkan dengan psikologi forensik!
Akan tetapi seringnya film-film yang membahas tentang forensik seperti misalnya serial killer, tidak benar-benar menggambarkan definisi psikologi forensik yang sesungguhnya, Intipers.
Penggambaran sebuah kasus yang seringkali terlalu banyak dramatisasi membuat bahasan psikologi forensik kurang akurat.
Kamu penasaran sebenarnya psikologi forensik itu apa? Berikut bahasan terkait Psikologi Forensik: Mengenal Perpaduan Psikologi dan Hukum.
Apa itu Psikologi Forensik?
Perlu kamu tahu Intipers, definisi dari psikologi forensik sendiri masih diperdebatkan lho, karena biasanya disamakan dengan psikologi kriminal di beberapa belahan dunia.
Sebagai contoh, Bartol & Bartol (2013) mendefinisikan psikologi forensik sebagai:
“The research endeavor that examines aspects of human behavior directly related to the legal process and the professional practice of psychology within or in consultation with a legal system that embraces both criminal and civil law and the numerous areas where they intersect.”
Yang memiliki arti sebagai berikut:
“Upaya penelitian yang mengkaji aspek-aspek perilaku manusia yang secara langsung berkaitan dengan proses hukum dan praktik profesional psikologi di dalam atau konsultasi dengan sistem hukum yang mencakup hukum pidana dan perdata dan berbagai bidang di mana mereka bersinggungan.”
Apa yang Dipelajari Mata Kuliah ini?
Di mata kuliah ini pastinya kamu akan belajar banyak hal baru dan menantang, Intipers!
Kamu akan belajar terkait kasus pembunuhan, kasus bunuh diri, cara menganalisis penyebab kematian korban kejahatan, memahami tahap persidangan, terorisme, psychopathy dan masih banyak lagi bahasan lainnya.
Apakah menurut kamu mata kuliahnya seram? Hm… mungkin sekilas nampak seram ya, Intipers. Akan tetapi jika kamu mempelajari mata kuliah ini, kamu akan menjadi semakin aware dengan keadaan sekitar kamu.
Pemikiran kamu juga akan dibuka lebar-lebar. Karena lazimnya psikologi membahas terkait hal-hal positif seperti self-improvement, self-confidence dan lain-lain.
Namun, kamu akan belajar banyak sekali sisi lain dari penggunaan ilmu psikologi itu sendiri.
Perlu kamu tahu jika melalui psikologi forensik saja, seorang ahli bisa mendapatkan analisis identitas dari pelaku kejahatan. Misalnya pelaku dalam kasus pembunuhan.
So, belajar psikologi forensik akan sangat berguna sekali, Intipers jika kamu benar-benar berniat serius berkontribusi di bidang ini.
Mitos yang Berkaitan dengan Psikologi Forensik
Terdapat beberapa mitos terkait psikologi forensik yang beredar di masyarakat, Intipers. Mitos-mitos itu sebagai berikut:
Mitos 1. Psikolog forensik dan ahli forensik memiliki tugas yang sama.
Faktanya psikolog forensik dan ahli forensik tidak memiliki tugas yang sama.
Psikolog forensik selalu menyoroti isu-isu hukum yang relevan di mana psikolog forensik menggunakan pengetahuannya terkait ilmu sosial atau perilaku dalam sebuah kasus.
Sementara itu ahli forensik menekankan kepada ilmu pengetahuan yang lebih saintifik seperti biologi, fisika, kimia dan lain sebagainya.
Isu-isu yang diamati oleh psikolog forensik dan ahli forensik jelas berbeda, Intipers. Selain itu, pelatihan dan keahlian masing-masing bidang pekerjaan pun sangat berbeda.
Mitos 2. Psikolog forensik menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membantu kepolisian dalam investigasi kasus kriminal.
Faktanya, psikolog forensik memang membantu kepolisian dalam proses investigasi, Intipers.
Akan tetapi tak jarang psikolog forensik juga melakukan pekerjaan seperti penelitian di sebuah univeristas atau setting pemerintahan, melakukan konsultasi di persidangan atau melakukan asesmen di penjara dan komunitas.
Wah, luar biasa dan banyak sekali ya pekerjaan yang bisa dilakukan oleh psikolog forensik, Intipers!
Fakta Menarik
Selain mitos-mitos, ada satu hal yang penting kamu ketahui juga nih Intipers! Kamu perlu kenal dengan seseorang yang sangat inspiratif sekali.
Beliau merupakan orang Indonesia pertama yang mendapatkan gelar Master Psikologi Forensik, Intipers!
Tak lain dan tak bukan adalah Pak Reza Indragiri atau Dr. Reza Indragiri Amriel, ForPsych!
Pak Reza sendiri senantiasa berjasa membantu penyelesaian kasus hukum yang ada di Indonesia. Beliau memiliki pengalaman profesional yang tak main-main banyaknya, Intipers.
Dalam sebuah webinar bertajuk “Go-Pro Series 2 All about & How to Be: Forensic Psychologist,” yang diselenggarakan oleh Dema-F Psikologi UIN Bandung, Pak Reza membagikan banyak sekali pandangan-pandangan terkait kasus yang ditangani beliau.
Beliau bercerita bahwa banyak sekali kesempatan ketika beliau membantu pemerintahan dalam beberapa kasus yang membutuhkan analisis dari perspektif psikolog forensik.
Beliau juga membahas pandangannya mengenai ‘hukuman kebiri’ yang dahulu sempat menjadi kontroversi di Indonesia. Serta memberikan rekomendasi tempat studi lanjutan psikologi forensik.
Itu dia pembahasan terkait psikologi forensik dari Intip Kuliah, Sobat Intipers!
Mungkin ada beberapa Intipers yang jadi tertarik untuk belajar mata kuliah ini atau mau melanjutkan studi S2.
Semoga Intipers mendapatkan gambaran dan tidak salah kaprah lagi ya ketika menonton film thriller tentang pembunuhan berantai di televisi setelah ini.
Sumber:
Joanna. P., Craig. B., Adelle. F. (2018). Forensic Psychology (15th ed). Canada: Pearson.
Baitul Maal Hidayatullah. 2016. 21 Juni 2016. BMH – Testimoni Tebar Hidayah Ramadhan Oleh Reza Indragiri Amriel [Video]. YouTube. https://youtu.be/8ulbAS899T8